RAJAWALIBORNEO.COM. Sambas, Kalimantan Barat – Warung kopi (warkop) kerap menjadi tempat berkumpul bagi para wartawan dan aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM). Rabu (6/8/2025).
Di sinilah mereka bertukar informasi, berdiskusi, hingga mencari inspirasi. Salah satu tempat yang menjadi favorit di Kabupaten Sambas adalah Warkop Sutrisno, yang berlokasi di kawasan Taman Lunggi.
BACA JUGA: Tim IWOI Sambas Soroti Keberadaan Somel Ilegal di Desa Sebubus.
Simpel, Tapi Penuh Gairah Diskusi, Warkop Sutrisno memang sederhana. Potretnya jauh dari kemewahan modern. Namun, suasana yang ditawarkan justru mendukung percakapan santai dan interaksi sosial yang intens.
Jangan pandang sebelah mata. Dari warung kopi inilah berbagai isu hangat muncul ke permukaan. Mulai dari dugaan penyimpangan proyek hingga skandal ekonomi daerah, kerap dibahas dan ditulis menjadi berita viral oleh para jurnalis.
BACA JUGA: DPD IWOI Sambas Ucapkan Selamat kepada H. Satono H. Heroaldi atas Hasil Hitung Cepat Pilkada.
Tempat Mangkal yang Penuh Makna., Pemilik warkop, Sutrisno, menyampaikan kepada awak media bahwa tempat usahanya memang sudah menjadi titik kumpul bagi para wartawan maupun aktivis.
“Rata-rata wartawan dan LSM memang ngumpul sambil ngopi di tempat saya. Ada yang bikin berita, ada yang ngobrol, ada juga yang makan,” terang Sutrisno.
Hal senada disampaikan oleh istri Sutrisno yang turut melayani pelanggan.
“Warkop ini sejak lama jadi tempat mangkal jurnalis. Mereka bukan cuma ngopi, tapi juga saling berbagi informasi, bahkan sering wawancara narasumber di sini sebelum berita dipublikasikan,” ungkapnya.
BACA JUGA: Ketua LIDIK Desak Penertiban Tambang Pasir Ilegal di Kartiasa Sambas.
Ramidi, salah satu wartawan senior Sambas, turut membenarkan hal tersebut.
“Tempatnya nyaman untuk menulis berita, lokasinya juga dekat dengan pusat pemerintahan. Belum lagi keramahan Pak Sutrisno dan istrinya yang selalu menyambut kami dengan hangat,” ujar Ramidi.
Tak hanya itu, harga menu yang terjangkau juga menjadi daya tarik tersendiri. Ramidi menambahkan,“Tarif menunya ramah untuk kantong jurnalis. Itu penting, apalagi di tanggal-tanggal tua.”
Kebaikan yang Tak Terlupakan., Wardi, Bendahara Ikatan Wartawan Online Indonesia (IWOI) Sambas, menyebutkan bahwa Pak Sutrisno dikenal sangat murah hati.
“Beliau bahkan tak jarang melayani wartawan yang kehabisan uang dengan sistem bon. Itu bentuk kepedulian yang jarang ditemukan,” tutur Wardi.
Cik Rizal, seorang jurnalis investigatif yang dikenal lewat liputan-liputan tajamnya, juga memberikan tanggapan.
“Hampir setiap hari para jurnalis, dari yang pemula sampai yang senior, berkumpul di sini usai berburu narasumber. Pak Sutrisno dikenal ramah dan selalu menyambut kami dengan segelas air putih tanpa diminta, disusul kopi panas dan menu lainnya,” ucap Rizal.
Lebih dari Sekadar Warung Kopi., bagi para jurnalis Sambas, Warkop Sutrisno bukan sekadar tempat ngopi. Tempat ini menjadi ruang ide, pusat diskusi, dan titik awal lahirnya berita-berita penting yang dibaca publik.
“Di sini, ide-ide jurnalistik bermula,” ujar para wartawan yang berkumpul serempak di warkop tersebut.
Pewarta : Revie.
Editor : Syafarudin Delvin.