Rajawaliborneo.com. Sumatera Barat – Pada September 2024, tim Rajawaliborneo.com., menemukan adanya galian pipa SPAM yang hanya sedalam 40 cm dari permukaan aspal, tidak sesuai dengan spesifikasi yang seharusnya 180 cm. Temuan ini terjadi di salah satu proyek infrastruktur di Sumatera Barat. Sabtu, (22/02/2025).
Dok. Galian Pipa SPAM Hanya sedalam 40 cm dari Permukaan Aspal, Tidak Sesuai dengan Spesifikasi yang Seharusnya 180 cm.
Menindaklanjuti temuan tersebut, tim Rajawali borneo.com., menghubungi Koordinator Lapangan (Korlap) PJN, Syafrizal, untuk datang ke lokasi dan melihat langsung kondisi galian. Syafrizal kemudian menghubungi Efi, pengawas dari PT Radinal Pratama Mandiri. Saat dikonfirmasi, Efi menyatakan bahwa kedalaman galian tersebut sudah cukup dan sesuai.
Namun, ketika tim Rajawaliborneo.com., membawa Syafrizal dan Efi ke lokasi, ditemukan bahwa galian tersebut memang hanya sedalam 40 cm. Berita mengenai temuan ini kemudian dirilis dan tayang pada September 2024.
Baca Juga : Jalan Baru Retak, Warga Rawang Kota Padang Kritik Proyek Rehabilitasi DBH APBD.
Tak lama setelah berita dipublikasikan, mantan Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) menghubungi Kepala BPJN Sumatera Barat, Thabrani. Menanggapi pemberitaan ini, Kepala Satuan Kerja (Kasatker) PJN 2, Andi Mulya Rusli, S.T., juga menghubungi PPK dan Kepala BPJN Sumatera Barat, Thabrani, S.T., M.T.
Ketiganya kemudian bertemu di kantor BPJN, di mana terjadi perdebatan sengit. Dalam pertemuan itu, PPK menyatakan, “Saya tidak pernah menyuruh media untuk membuat berita ini.”
Baca Juga : Pejabat PPK Diduga Mengunjungi Warga Terkait Isu Proyek Mangkrak.
Namun, yang menjadi pertanyaan adalah mengapa PPK justru disidang oleh Thabrani dan Andi. Saat dikonfirmasi oleh Rajawaliborneo, Andi hanya menjawab, “Itu urusan kepala balai dengan kepala balai.”
Lebih lanjut, PPK bahkan menghubungi tim Rajawali Borneo di hadapan Thabrani dan Andi.
Dalam panggilan tersebut, PPK mengungkapkan bahwa dirinya dituduh bersekongkol dengan media untuk membongkar rahasia proyek oleh Kepala Balai dan Kasatker.
Di sisi lain, masyarakat juga mengeluhkan kondisi bahu jalan yang sebelumnya baik, kini menjadi rusak parah. Jalan tampak miring dan patah di beberapa titik, seperti terlihat dalam video yang beredar.
Padahal, berita yang diterbitkan sejatinya menguntungkan BPJN dan Bina Marga Wilayah Sumatera Barat. Namun, yang menjadi tanda tanya adalah, mengapa justru anak buah di internal BPJN yang dikucilkan dalam kasus ini?
Pewarta : Syamson.
