Rajawaliborneo.com. Pontianak, Kalimantan Barat – Satu per satu saksi mulai dipanggil. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia terus menggali dugaan korupsi dalam proyek peningkatan jalan di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Selasa, (07/05/2025).
Pemeriksaan terhadap sepuluh saksi baru dari berbagai latar belakang, mulai dari Aparatur Sipil Negara hingga pihak swasta. Menjadi langkah strategis KPK untuk mengungkap aktor di balik praktik korupsi dalam proyek bernilai besar ini.
BACA JUGA: KPK Dalami Rekayasa Tender PUPR Mempawah Nama Eks Bupati Disorot.
Kasus yang kini disidik melibatkan proyek peningkatan dua ruas jalan, yakni Jalan Sekabuk–Sei Sederam dan Jalan Sebukit Rama–Sei Sederam, yang didanai melalui APBD 2015. Proyek yang seharusnya memperkuat infrastruktur transportasi itu justru terindikasi menyimpan banyak penyimpangan dari proses lelang yang tidak transparan hingga pelaksanaan teknis yang menyimpang dari standar.
Sepuluh Saksi Tambahan Diperiksa.,Setelah melakukan penggeledahan di 16 lokasi di Mempawah, Sanggau, dan Pontianak pada akhir April 2025, KPK memanggil sepuluh orang saksi untuk diperiksa secara intensif. Pemeriksaan tersebut bertujuan mengungkap lebih jauh peran individu-individu yang terlibat dalam pelaksanaan proyek tersebut.
BACA JUGA: KPK Ungkap Korupsi PUPR Mempawah.
Nama-nama yang dipanggil merupakan pihak yang diduga mengetahui detail proses tender, pelaksanaan, hingga pembayaran proyek. Para saksi berasal dari beragam latar belakang, termasuk ASN, konsultan teknis, hingga satpam yang diduga menyimpan informasi penting. Berikut daftar lengkap saksi tambahan yang diperiksa KPK:
1. Ade Akbar – ASN Pemkab Mempawah, terlibat dalam administrasi proyek.
2. Herwan Agustiadi – ASN Pemkab Mempawah.
3. Utin Seri Nurtini – ASN Pemkab Mempawah, menangani kelengkapan dokumen proyek.
4. Irmeina – ASN Pemkab Mempawah, bagian dari tim penyusunan laporan proyek.
5. Sri Kurniati – Ibu rumah tangga, diduga memiliki rekening yang menerima dana proyek.
6. Dedi Asmaransyah – Pihak swasta, perantara pengadaan alat berat.
7. Adi Purwanto – Direktur PT Sinergi Karya Utama, kontraktor pelaksana proyek.
8. Sumarno – Koordinator teknis dari CV Davina Engineering Consultant, bertanggung jawab mengawasi mutu proyek.
9. Teguh Wiyono – Wiraswasta, terlibat dalam pengadaan material proyek.
10. Zulkifli Haryanto – Satpam HM Sampoerna Pontianak, memiliki koneksi dengan tersangka dan aset terkait.
BACA JUGA: KPK Diduga Geledah Kantor PUPR Mempawah, Publik Desak Transparansi.
Saksi Kunci., Ade Akbar dan Sumarno Perhatian publik kini tertuju pada dua nama yang disebut sebagai saksi kunci dalam penyidikan yaitu, Ade Akbar dan Sumarno.
Ade Akbar, ASN Pemkab Mempawah, diduga mengetahui alur administrasi proyek, termasuk proses tender dan aliran dana yang menyimpang. Sumarno, koordinator teknis dari CV Davina Engineering Consultant, dinilai memahami secara rinci pelaksanaan proyek dan pihak-pihak yang terlibat di lapangan.
Aktivis antikorupsi mendorong keduanya untuk menjadi justice collaborator (JC), agar penyidikan dapat menembus ke aktor intelektual utama.
BACA JUGA: OTT KPK Pj Wali Kota Pekanbaru: 8 Orang Ditangkap, Rp 6,8 Miliar Disita.
“Jika Ade Akbar dan Sumarno bersedia bekerja sama, kasus ini akan terbuka lebih luas. Banyak pihak bisa terseret, termasuk pejabat tinggi yang selama ini terlindungi,” ujar Nina Lestari, aktivis antikorupsi yang aktif memantau jalannya penyidikan.
Mantan Bupati Mempawah Disebut., Nama mantan Bupati Mempawah terus disebut dalam penyidikan ini. Meski KPK belum mengonfirmasi keterlibatannya secara resmi, sumber internal menyebut bahwa keluarga mantan bupati tersebut memiliki kontrol kuat atas proyek-proyek besar di daerah itu. Masyarakat setempat menyebut adanya dugaan dinasti politik yang telah lama menguasai sistem pengadaan proyek pemerintah.
BACA JUGA: Publik Soroti Proses Hukum Korupsi BP2TD Mempawah.
“Proyek besar pasti melibatkan orang-orang dekat mereka. Kalau ada yang bersuara, biasanya langsung ditekan,” ujar Zulkarnaen, warga Mempawah yang menjadi saksi praktik korupsi tersebut. “Kami berharap KPK bisa membongkar siapa sebenarnya yang mengendalikan semua ini,” tambahnya.
Penggeledahan dan Bukti Elektronik, Pada akhir April 2025, KPK menyita dokumen, catatan, dan perangkat elektronik dari 16 lokasi berbeda. Barang bukti itu kini dianalisis lebih lanjut karena diduga memuat informasi vital, termasuk indikasi aliran dana kepada pihak yang tidak berhak.
“Penggeledahan ini menjadi awal dari upaya mendalami arus dana dan siapa yang memperoleh keuntungan haram dari proyek ini,” kata seorang penyidik KPK yang enggan disebutkan namanya.
Tiga Tersangka dan Potensi Bertambah Hingga kini, KPK telah menetapkan tiga tersangka, dua dari unsur pejabat publik dan satu dari pihak swasta. Namun, penyidik menyatakan kemungkinan jumlah tersangka akan bertambah seiring berkembangnya penyidikan.
“Kami masih mendalami keterlibatan pihak lain. Jika bukti cukup, tersangka baru akan segera diumumkan,” ujar penyidik KPK tersebut.
Warga Mempawah berharap KPK mengusut tuntas kasus ini secara transparan dan adil. Mereka ingin praktik korupsi dihentikan, dan para pelaku tak terkecuali pejabat tinggi diproses secara hukum.
Keterlibatan Pejabat Tinggi Masih Ditelusuri., Kasus ini menjadi perhatian luas karena menyangkut anggaran besar dan dugaan keterlibatan pejabat tinggi. Masyarakat percaya praktik ini tidak hanya melibatkan pelaku lapangan, tetapi juga tokoh-tokoh penting yang bersembunyi di balik kekuasaan.
Dengan saksi-saksi yang mulai terbuka dan bukti yang terus dikumpulkan, publik menaruh harapan besar pada KPK untuk membongkar tuntas kasus korupsi proyek jalan Mempawah.
Pewarta : FPK.
Editor : Syafarudin Delvin.