RAJAWALIBORNEO.COM. Singkawang, Kalimantan Barat - Persatuan Forum Komunikasi Pemuda Melayu (PFKPM) Kalimantan Barat lahir dari sejarah panjang yang berawal dari tragedi berdarah di Parit Setia, Kecamatan Jawai, Kabupaten Sambas, pada 1 Syawal 1419 H atau bertepatan dengan 19 Januari 1999. Sabtu, (9/08/2025).
Peristiwa ini menjadi momentum penting bagi tokoh-tokoh Melayu untuk bersatu dalam wadah yang kelak diberi nama Forum Komunikasi Pemuda Melayu (FKPM).
BACA JUGA: DLHK Kalbar Bungkam, Warga Sambas Keluhkan Pangkalan Pasir.
Awal Mula Gagasan., Dalam suasana Lebaran Idulfitri hari kedua, tiga tokoh Melayu yakni Drs. H. Asvia H. Siraj asal Sempalai (mantan anggota DPRD Sambas), Effendi MJ asal Semelagi Besar (guru SDN 9 Semelagi Besar), dan Sumardi Saemon asal Jawai (Pemimpin Redaksi Mediator), berkumpul di kediaman Effendi MJ. Pertemuan ini membahas pembentukan forum untuk menghimpun bantuan sandang dan pangan bagi korban kerusuhan antar etnis tersebut.
Kronologi Terbentuknya FKPM., Pada 20 Januari 1999 pagi, Sumardi Saemon menginformasikan tragedi itu kepada Effendi MJ, sekaligus memutarkan rekaman suara Kepala Desa Parit Setia yang menggambarkan awal penyerangan oleh salah satu etnis terhadap warga Melayu. Malam harinya, Drs. H. Asvia H. Siraj bergabung dan membicarakan langkah konkret membantu korban.
BACA JUGA: Jaringan PETI di Sambas Terungkap, Diduga Libatkan Edi dan Aseng.
Kesepakatan pun tercapai: membentuk wadah persatuan etnis Melayu guna menghimpun dana santunan bagi keluarga korban. Koordinasi dilanjutkan ke beberapa tokoh, antara lain Uray Jafilus, Zulkarnain Bujang, Drs. Jaili Idris, dan Uray Amundin. Dukungan terus mengalir meski sempat menghadapi perbedaan pendapat di beberapa pertemuan.
Pembentukan Tim Sebelas ,Pada 26 Januari 1999 malam, di kediaman Zulkarnain Bujang, dibentuk Tim Sebelas sebagai inisiator berdirinya FKPM. Tim ini terdiri dari sebelas tokoh Melayu, di antaranya:, Zulkarnain Bujang (Ketua merangkap anggota), Drs. Jili Idris (Sekretaris merangkap anggota), Uray Yunadi Nalaprana, SH (Anggota), Rustam Effendi, D (Anggota), Drs. Asvia HM Siradj (Anggota), Sulaiman Maidin (Anggota), Drs. Sanusi H. Koko (Anggota), Sumardi Saemon (Anggota), M. Jamras (Anggota), Effendi MJ (Anggota), dan Usmayadi (Anggota), Dan Pengukuhan Nama dan Logo.
BACA JUGA: Kejari Singkawang Tetapkan Sumastro Tersangka Korupsi HPL.
Pada 30 Januari 1999, rapat pleno pertama di STIH Soelthan Tsjafioedin Singkawang menetapkan M. Jamras sebagai Ketua Umum FKPM. Nama Forum Pemuda Melayu dicetuskan di Terminal Induk Singkawang oleh Drs. H. Asvia H. Siraj, Sumardi Saemon, dan Effendi MJ, kemudian disahkan dalam rapat pleno.
Logo FKPM dirancang di kediaman Zulkarnain Bujang, sementara motto “Takkan Melayu Hilang Ditelan Zaman” dicetuskan oleh Dolly Matondang pada rapat pleno FKPM di STIH Soelthan Tsjafioedin Singkawang.
Sumber: Pelaku terbentuknya FKPM, almarhum Effendi MJ.
Pewarta : Revie.
Editor : Syafarudin Delvin.