13 Peserta Ramaikan Lomba Menulis Kreatif di Batilap

13 Peserta Ramaikan Lomba Menulis Kreatif di Batilap

RAJAWALIBORNEO.COM.  Palangkaraya, Kalimantan Tengah – Lomba Menulis Kreatif “Akar dan Kata” yang digagas oleh Tamara Anisa, Spesialis Komunikasi Tim Wildlife Work Indonesia (WWI), berhasil menarik perhatian masyarakat Desa Batilap.

Kegiatan yang berlangsung sejak 1 hingga 31 Juli 2025 tersebut membuktikan tingginya potensi literasi masyarakat desa sekaligus menjadi sarana pelestarian budaya lokal.

Antusiasme Peserta Lomba yang terbuka bagi warga Desa Batilap ini bertujuan memberikan wadah untuk mengekspresikan kreativitas serta pengetahuan tentang sejarah dan budaya daerah. Partisipasi warga terlihat sangat tinggi dengan masuknya berbagai karya tulis berkualitas. Kondisi ini menegaskan bahwa apresiasi literasi di Desa Batilap terus berkembang dan layak mendapatkan perhatian lebih.

“Tema Akar dan Kata mengajak masyarakat menggali kekayaan budaya dan sejarah Desa Batilap. Setiap karya tulis diharapkan menjadi cerminan autentik tentang kehidupan masyarakat sekaligus dokumentasi berharga bagi generasi mendatang,” ujar Tamara Anisa, Senin (18/8/2025).

Judul Karya Peserta sebanyak 13 peserta berkompetisi dengan tema serta gaya penulisan yang beragam. Di antaranya:

1. Lijaya – “Antara Kemakmuran dan Tantangan Desa Batilap”

2. Nadila – “Perkampungan yang Hilang di Sungai Bateken”

3. Beni – “Kehidupan Masyarakat Mencari Nafkah, Kerja Nelayan di Sungai Batilap”

4. Matnur – “Asal Usul Desa Batilap”

5. Nina Nirmalasari – “Batilap: Harmoni Kehidupan di Tengah Hutan Rawa dan Sungai Barito”

6. Mahani – “Asal Usul Mula Desa Batilap”

7. Purwati Ningsih – “Batilap Desaku”

8. Bilqis Nurjanah – “Upun Kayu Hai (Pohon Kayu Besar)”

9. Sanah – “Setiap Langkah Awal dari Sejarah”

10. Dona – “Legenda Batu Balian: Penjaga Roh Hutan”

11. Lamiah – “Desaku”

12. Ramona Sari – “Desa Batilap”

13. Sapna – “Dari Ragu Menjadi Kepercayaan Diri”

Proses Penjurian., untuk menjaga objektivitas, WWI menunjuk Andriani SJ Kusni, seorang jurnalis independen dengan pengalaman lebih dari 20 tahun, sebagai juri utama. Ia dikenal aktif mengasuh rubrik budaya dan masyarakat adat di media lokal Kalimantan Tengah, sekaligus memiliki rekam jejak dalam pelatihan penulisan naratif serta dokumentasi budaya.

“Seluruh karya dinilai dengan ketat dan objektif sehingga pemenang yang terpilih benar-benar mencerminkan kualitas terbaik,” jelas Tamara. Penjurian dilakukan secara profesional pada 17 Agustus 2025.

Daftar Pemenang., dari hasil penilaian, ditetapkan lima karya terbaik sebagai berikut: Juara 1: Ramona Sari – “Cerita Desa yang Penuh Liku-Liku” (Rp1.000.000)

Juara 2: Dona – “Legenda Batu Balian Penjaga Roh Hutan” (Rp750.000)

Juara 3: Beni – “Kehidupan Masyarakat Mencari Nafkah Kerja Nelayan di Sungai Batilap” (Rp500.000)

Juara Harapan 1: Sanah – “Setiap Langkah Awal dari Sejarah” (Rp250.000)

Juara Harapan 2: Matnur – “Asal Usul Desa Batilap” (Rp250.000)

Penyerahan hadiah berupa uang tunai dan sertifikat dilaksanakan secara transparan di Desa Batilap pada 17 Agustus 2025.

Apresiasi dan Harapan., Ketua Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Kalimantan Tengah, Jumadi, menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta dan penyelenggara.

“Kami sangat mengapresiasi inisiatif WWI yang berhasil memberdayakan masyarakat Desa Batilap melalui lomba menulis. Semoga kegiatan seperti ini dapat menginspirasi desa lain di Kalimantan Tengah,” kata Jumadi.

Keberhasilan lomba Akar dan Kata menegaskan bahwa Desa Batilap memiliki potensi besar dalam pengembangan literasi, pelestarian budaya, dan pemberdayaan sumber daya manusia. Diharapkan keberhasilan ini mendorong lahirnya program serupa di daerah lain sehingga upaya pelestarian budaya dapat berjalan seiring dengan pembangunan berkelanjutan.

error: Content is protected !!